Selamat Datang di MITRA KITA, blog kita bersama. Jangan lupa Follow Me ya !

Senin, 30 Januari 2012

Di Mana Tempat Terbaik Kita?



Ditulis oleh: Anne Ahira
www.anneahira.com
 
Dimanapun kita berada, maka disitulah
tempat terbaik kita..!

Seringkali kita merasa terkungkung
dengan lingkungan dimana kita berada.

Tidak jarang orang berpikir dan merasa
bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk
bisa meraih sukses.

Misalnya mereka yang hidup di daerah
terpencil, merasa susah, dan jauh untuk
mendapat sentuhan teknologi, atau
menerima informasi terbaru dengan cepat.

Hingga berpikir, begitu susahnya
berjuang dan mengembangkan usaha.

Sebaliknya, mereka yang hidup di kota
besar berpikir betapa sesaknya dunia.
Begitu ketatnya tingkat persaingan
hidup.

Dimana pun berada, saling sikut, saling
senggol, saling tendang. Hingga akhirnya
memutuskan, memang susah untuk menjadi
yang terdepan.

Dalam berjuang segala sesuatunya memang
seringkali tidak sesuai keinginan kita.
Bisa jadi kita merasa lingkungan tidak
lagi ramah, dan kondisinya tidak nyaman.

Padahal sesungguhnya, dimanapun kita
berada, pahami bahwa ITULAH tempat
terbaik kita. Tempat dimana kita hidup,
tempat di mana kita memperjuangkan apapun
yang kita inginkan.

Sekarang, mari kita renungkan sejenak...

1. Jika kita selalu saja berpikir bahwa
    tempat lain adalah lebih baik, maka
    sampai kapan kita akan mulai berjuang?

2. Jika kita selalu saja menunggu
    datangnya kesempatan emas di tempat
    lain, berapa banyak waktu yang
    terbuang, hanya sekadar untuk
    menunggunya?

3. Jika kita selalu saja menunda apapun
    yang bisa kita lakukan di tempat kita
    berada sekarang, maka berapa banyak
    kesempatan yang terbuang percuma?

Dan masih banyak lagi hal yang perlu
kita renungkan..!

Karenanya, jika saja kita mau berpikir
bahwa inilah tempat terbaik kita, maka
kita akan memiliki kesadaran dan kemampuan
untuk membuat segala sesuatunya menjadi
lebih baik, lebih bernilai, dan penuh arti!

Kita semua memiliki kesempatan emas untuk
menjadi besar & benar dimana saja... asal,
kita mau memperjuangkannya!

Read more

Minggu, 15 Januari 2012

Surat dari ANNE AHIRA

Aris,

Hari ini saya tidak nulis artikel,
tapi saya mau berbagi cerita! :-)

Waktu umur saya 23 tahun, saya pernah
loncat dari atap rumah lantai dua!

Saya terinsipirasi setelah nonton film

'Spider Man', yang bisa loncat dari
satu gedung ke gedung lainnya... saya
pikir wah asyik sekali kalau saya bisa
seperti itu! ;-)

Ntah apa yang ada dalam pikiran saya,
tapi saya terobsesi waktu itu ingin
bisa melayang seperti Spider Man!
Bodoh nian memang! lol..

Lalu apa yang saya lakukan waktu itu?
Saya ikat seutas tali pada sebuah pohon
mangga yang tinggi, dan lalu saya tarik
ke atap rumah lantai dua, dan
meloncatlah saya dari sana!

Beberapa detik sih saya sempat melayang
di udara, dan rasanya, uh..nikmaaat sekali.
Tapi tidak lama kemudian...


Dubrakk..!


Saya nabrak pohon mangga, Aw! :-(

Sebenarnya, saya berniat melayang
ke kiri, tapi nggak tahu kenapa kok
melayangnya jadi ke kanan?!

Spider Man salah perhitungan! Bodo
matematika!

Alhasil...kaki kananku patah, dan
jangan ditanya rasanya seperti apa...
manizzzz pokoknya! Apalagi ditambah
dimarahin sama Mama. weks!

Untuk mengurangi rasa sakit, meski
tidak nyambung, saya pun marah-marah
sama pohon mangga...
"Dasar, pohon mangga durjana! Kenapa
kamu tumbuh di sana?? Jadi aja aku
nabrak kamu...!! huh!!"
Keponakanku yang kecil bertanya-tanya
"Nenek, kenapa tante Hira marah-marah
sama pohon mangga?"

Mamaku dengan sangat kalem menjawab

"Karena Tante-mu bodoh". lol .. ok,
kuakui itu Mam...! :-p

Tidak lama kemudian saya langsung
dibawa ke Rumah Sakit, dan setelah itu
2 minggu saya tidak bisa berjalan. :-(

Tiap bangun tidur, saya pasti menangis.
Karena posisi tidurnya saya nggak
karuan kayaknya, jadi aja kakiku tambah

nud..nud.. nud.. gitu!

Udah nud..nud.. nud... eeh.. aku sering
diolok-olok lagi sama adik ku...

Kalo aku lewat & pake tongkat, dia suka
bilang "Psst.. ada Spiderman cacat lewat"
ato kalau aku lagi nangis, dia dari kamar
sebelah teriak "Masa, Spiderman nangis?!!"

Whoaaa!! Kalo kaki ku tak sakit, dah ku
cundil dia!!

Plus, belum lagi Mama ku yang
terus-terusan mengomeliku...
"Kamu ini udah dewasa, seharusnya bisa
jadi contoh yang baik, ini kok malah
loncat seperti mau bunuh diri!? Apa yang
akan kamu ceritakan nanti kalau kamu
punya suami (waktu itu saya belum
menikah) dan satu saat kamu punya
anak?"


Hmm... kalo saya nanti punya anak,
ngomongnya apa ya?! Kayaknya saya 'mo
jujur saja sama mereka!

"Nak..nak... dulu Mama pingin jadi
Spider Man, tapi nggak jadi, gara-gara
nabrak pohon mangga!" :-o

Dan kalau satu saat suamiku tahu
ternyata istrinya ingin jadi Spiderman,
palingan aku tinggal bilang...
"Suamiku, kalau aku jadi SpiderMan,
maukah kau jadi Batman?"

  *Dubrakk! (Palingan dia pingsan!) hay..hay.

Anyway, Aris mau tahu kenapa saya
ceritakan semua ini?

Alih-alih belum lama ini saya tdk
sengaja ketemu dengan dokter yang
merawat kakiku waktu itu. Dan saya
kaget, dia masih ingat kejadian itu!!
Beliau bilang... "Aah! Saya tahu,
si kamu yg loncat dari lantai 2 yg
kepingin jadi Spiderman itu ya?!"


aaah... dokter.. jangan bilang gitu
dunk.. saya jadi pingin malu neh...!
Aku sekarang udah jadi wanita dewasa!
Sumpah! ^_^

Tapi kemudian saya berpikir, hmmm....
bagaimana pun itu memang sejarahku!
So, ok deh! Biarin semua orang tahu...
AKU pernah INGIN JADI SPIDER MAN!

Tak peduli aku sekarang jadi CEO, tapi
aku memang pernah melakukan banyak hal
konyol dalam hidupku! Dan di atas
adalah salah satunya! ^_^
Afterall, saya punya motto hidup:
"Kekayaanku yang sejati adalah apa
adanya aku, bukan apa yang kumiliki"
Ok Aris! Cukup sekian intermezo dari saya
kali ini. Kalo Aris punya pengalaman konyol,

please sharing with me! :-)

Jadi saya tidak merasa konyol nian
sendirian! ^_^

Temanmu,

Anne Ahira
Spider Man Wanna-be!


P.S. Minggu depan saya akan mengirimkan
sebuah artikel untuk Aris, judulnya:
"Seperti Apa Aris Mengukir Sejarah?"
Tunggu tulisan dari saya selanjutnya! :-)
Sampai ketemu nanti!

PT. Asian Brain IMC
Jl. Bojong Sereh No.668 Banjaran, Bandung 40376 - INDONESIA
Phone: (022) 5944-999, (022) 5945-999, (022) 5946-999
Fax: (022) 5947-999
Read more

Sabtu, 14 Januari 2012

If Life Is So Short….”

Oleh Agung Basuki TravelHemat.com

Baca selengkapnya di link berikut :

http://www.travelhemat.com/wajib-baca-if-life-is-so-short/http://www.travelhemat.com/wajib-baca-if-life-is-so-short/

Read more

Video Tour: the Ayana Resort and Spa in Bali

Read more

Minggu, 08 Januari 2012

Dzikir Sebelum Tidur


Ada sebuah  hadits shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa sebelum tidur beliau meniup kedua telapak tangannya sambil membaca surat Al Ikhlash (qul huwallahu ahad), surat Al Falaq (qul a’udzu bi robbil falaq), dan surat An Naas (qul a’udzu bi robbinnaas). Setelah itu beliau mengusap kedua tangan tersebut ke wajahnya dan bagian tubuh yang dapat dijangkau. Inilah yang disyari’atkan setiap malamnya sebelum hendak tidur.
Sebagaimana pula ada tuntunan lain yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan pada ‘Ali bin Abi Tholib dan Fathimah radhiyallahu ‘anhuma yaitu membaca bacaan tasbih (Subhanallah) sebanyak 33 x, bacaan tahmid (Alhamdulillah) sebanyak 33 x, dan bacaan takbir (Allahu Akbar) sebanyak 34 x. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa bacaan dzikir semacam ini lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang pelayan. Sebab dianjurkannya dzikir ini di saat ‘Ali dan Fathimah meminta pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang pelayan. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Maukah aku tunjukkan pada kalian berdua yang lebih baik daripada pelayan.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bacaan tasbih tadi dan seterusnya.
Begitu pula semestinya sebelum tidur seorang muslim membaca ayat kursi. Begitu pula hendaknya dia membaca bacaan-bacaan dzikir yang telah dituntunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semisal bacaan:
باسمك ربي وضعت جنبي وبك أرفعه، فإن أمسكتَ نفسي فاغفر لها وارحمها، وإن أرسلتَها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصالحين
“Bismika robbiy wadho’tu jambii wa bika arfa’uhu. Fa in amsakta nafsii faghfir lahaa war hamhaa. Wa in arsaltahaa fahfazh-haa bi maa tahfazh bihi ‘ibaadakash shoolihiin.” [Dengan nama-Mu wahai Rabbku, aku meletakkan lambungku dan karena-Mu aku mengangkat lambung tadi. Jika Engkau menahan jiwaku, maka ampuni dan rahmatilah dia. Jika Engkau melepaskannya, maka tetap jagalah dia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang sholeh]
Liqo’ Al Bab Al Maftuh, Kaset Pertama, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah
Muhammad Abduh Tuasikal
Ditulis dalam Dzikir Sebelum Tidur 
Read more

Jumat, 06 Januari 2012

Hargai Apa Yang Kita Miliki

Ditulis oleh: Anne Ahira

Pernahkah Anda mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan
dalam kondisi buta dan tuli.

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan
memilih untuk lahir dalam keadaan normal.

Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah
diucapkan Helen Kehler:

    "It would be a blessing if each person
     could be blind and deaf for a few days
     during his grown-up live. It would make
     them see and appreciate their ability to
     experience the joy of sound".


Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.

Dengan demikian, setiap orang akan lebih
menghargai hidupnya, paling tidak saat
mendengar suara!

Sekarang, coba Anda bayangkan sejenak....

......Anda menjadi seorang yang buta
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu
tersebut. Jangan biarkan diri Anda melihat
atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu Anda tidak bisa
melihat indahnya dunia, Anda tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan
bahkan Anda tidak bisa menikmati musik/radio
dan acara tv kesayangan!

Bagaimana Anda? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja,
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada
dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah
menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati
oleh orang lain.  Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba Aris renungkan, bagaimana orang yang
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk
membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik

*********************************************
Read more